Pages

Sabtu, 27 Februari 2016

Pohon Rotan

Rotan (Calamus inops BECC) dalam sistem klasifikasi tumbuhan termasuk family Palmae, Kelas Monocotyl, Sub Divisi Angiospermae dan Divisi Spermathophyta (Anthophyta). Tumbuhan ini dikenal pula dengan nama Tohiti, namun sebutan rotan telah umum digunakan oleh masyarakat tradisional di berbagai daerah. Penyebaran rotan cukup luas meliputi 5 pulau besar di Indonesia.

Membedakan rotan dari jenis yang lain tidak terlalu sulit, namun membedakan antar jenis rotan bukan perkara yang mudah. Saat masih anakan, morfologi yang ditampilkan masing-masing spesies rotan relatif mirip, sehingga terkadang 2 rotan diidentifikasi memiliki jenis yang sama padahal keduanya berbeda. Perbedaan ciri fisik baru tampak jelas setelah rotan menginjak umur dewasa. Apalagi setelah rotan mulai berbuah, identifikasi jenis lebih mudah lagi dilakukan. Identifikasi rotan dapat dilakukan dengan melihat morfologi daun, gerigi pada daun, pola sebaran daun, pola sebaran duri, warna duri, batang, bunga dan buah.

Calamus inops dapat dikenali dengan melihat ciri-ciri tersebut. Rotan jenis ini memiliki garis tengah sekitar 15 mm, dengan buku-buku yang menonjol. Panjang ruas 20 sampai dengan 35 cm. permukaannya kuning mengkilat dengan gelang-gelang bertanda kelam tajam melingkari buku-bukunya. Inti rotan berwarna kuning gading. Jenis ini liat, bingkas, agak keras, tetapi tidak begitu mudah dibelah-belah dan merupakan salah satu contoh rotan yang diperdagangkan (Heyne, 1987).

Populasi Rotan (Calamus inops) di Hutan Pendidikan Tatangge

Ada beberapa jenis rotan hidup di kawasan Hutan Pendidikan Tatangge, namun rotan jenisCalamus inops merupakan jenis yang paling dominan di daerah ini. Tumbuhan ini tersebar di beberapa tempat membentuk rumpun-rumpun. Satu rumpun rotan biasanya terdiri atas beberapa kelas umur, jumlah terbesar berupa anakan yang tumbuh di bawah-bawah rumpun dan sebagian kecil sisanya sudah dewasa. Di dekat lokasi perkemahan, seorang pengunjung bahkan dapat menemukan rotan inops dengan ketinggian lebih dari 20 meter.
Apabila pengunjung mencoba keluar dari track wisata dan masuk ke dalam lebatnya hutan, mereka pun dapat menjumpai rumpun-rumpun rotan tumbuh liar dengan suburnya. Jika beruntung, seorang pengunjung bahkan dapat menemukan rotan yang umurnya cukup tua dan dapat melihat buahnya yang unik. Ukuran buah sebesar kelereng dan menggerombol pada satu tangkai buah. Tidak seperti buah-buah pada umumnya, buah rotan memiliki kulit yang sangat keras dan morfologi kulitnya seperti sisik pada tanaman salak.


0 komentar:

Posting Komentar